LAILATUL qadar punya beberapa
pengertian. Pertama, alqodru artinya assyaroofu arrofii (kemuliaan
tinggi) atau walqodrul ’aly (kedudukan yang tinggi). Kedua, dari kata
taqdir yang artinya ketentuan. Ketiga dari alqodru yang artinya doyyiq
atau sempit.
Dikatakan malam mulia karena Allah SWT
mengangkat umat Muhammad saw dengan diturunkannya Alquran sebagai way of
life, jalan hidup untuk mencapai tingkatan yang tinggi di sisi Allah.
Allah juga mengangkat umat Muhammad
dengan memberi bonus yang dahsyat di mana ibadah satu malam mendapatkan
pahala ibadah lebih baik dari 1.000 bulan. Seribu bulan itu sama dengan
83 tahun lebih empat bulan.
Menurut Ibnu Abbas, sebab turunnya QS
Al-Qadar 1-5 ialah Malaikat Jibril menyebutkan di hadapan Nabi seorang
hamba yang namanya Syam’un Al-Ghozi.
Ia memerangi orang kafir dalam masa
1.000 bulan. Dengan berpuasa siang harinya dan qiyamul lail semalam
suntuk selama 1.000 bulan. Rasulullah menyampaikan kepada Jibril
berharap umatnya memperoleh pahala seperti yang diperoleh Syam’un
Al-Ghozi.
Lalu Rasul mohon kepada Allah, ’’Ya Allah, engkau jadikan umatku umat yang terpendek umurnya tetapi paling banyak amalnya.’’Kemudian
Allah memberikan kepada umat Muhammad bonus yang tidak diberikan kepada
umat lain, yaitu satu malam senilai seribu bulan.
Kedua, kenapa disebut alqadar
berpengertian takdir artinya taqdiirul umur. Karena pada malam itu,
Allah menyerahkan kepada empat malaikat sebagai pengatur segala urusan
baik masalah kematian, hidup, rezeki, sehat dan sakit, naik dan turun
pangkat, hujan dan kemarau dan lain-lain. Empat malaikat tersebut yaitu
Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail. Ketiga, alqadar yang berarti malam
sempit, karena turunnya rombongan malaikat ke dunia sehingga penuh oleh
malaikat.
Lailatul qadar merupakan hal yang dirahasiakan oleh Allah SWT kapan persisnya hanya Allah semata yang tahu. Hal itu terkandung beberapa hikmah antara lain agar orang tekun beribadah sepanjang masa utamanya dalam bulan suci Ramadan. Tidak hanya mencari pada malam selikuran saja. Sebagaimana Allah juga merahasiakan saatul ijabah (waktu yang segala pinta manusia dikabulkan) pada hari Jumat dirahasiakan kapan jamnya.
Kemudian ismul a’dzom dari 99 asma-asma
Allah juga dirahasiakan. Dimana ismul a’dzom itu apabila dibuat berdoa
Allah mengabulkannya dan apabila dibuat minta Allah memberikannya.
Apabila dipakai mohon ampun Allah mengampuninya.
Sebagaimana orang mukmin pada masa Nabi
Sulaiman yang dengan ismul a’dzom bisa memindahkan singgasana Ratu
Bilqis dari kerajaan Saba Yaman ke Palestina dalam sekejap mata.
Allah merahasiakan wali atau kekasihnya
dimana orang yang memusuhi wali berarti menantang perang dengan Allah.
Hal itu bertujuan agar manusia ber-khusnudzon kepada setiap manusia,
menghormati orang lain dan tidak gampang menuduh jelek orang lain. Ajal
manusia juga dirahasiakan kapan datangnya, agar manusia selalu siaga
menghadapi kedatangan malaikat pencabut nyawa sewaktu-waktu.
Sholatil wustho juga dirahasiakan agar
orang memperhatikan dan menjaga shalat lima waktu. Allah berfirman
’’Hafidzuu ala sholawatii wassholatil wustho’’. Secara umum, Allah
memerintahkan agar kita memerhatikan seluruh shalat, namun Allah SWT
mengkhususkan terhadap shalatil wustho.
Namun, sholatil wusto itu kapan? Isya,
Subuh, Zuhur, Asar atau Maghrib itu dirahasiakan. Hikmahnya agar orang
selalu menjaga semua shalat lima waktu.
Kalau ingin dapat Lailatul Qadar
disarankan beribadahlah sepanjang malam utamanya bulan Ramadan dengan
ibadah. Beribadah tidak pilah-pilih pada malam selikuran saja. Kalau
berdoa ditentukan yang ijabah hanya itu. .
Siti Aisyah ra dalam malam-malam terakhir Ramadan memperbanyak doa, ’’Allahumma innaka afuiuwun karimun tuhibbul ’afwa fakfuanni’’.
Meski kapan lailatul qadar dirahasiakan, dalam kitab tafsir Showi Syeh
Imam Abil Hasan As-Syadzili berdasarkan pengalaman spiritualnya
memberikan tanda-tanda datangnya lailatul qadar. Tanda-tanda itu seperti
terangnya cuaca, tidak ada lolongan anjing, berhembusnya angin
sepoi-sepoi basah dan lain-lain.
Syeh Imam Abil Hasan As-Syadzili juga
memberikan ancar-ancar kalau awal Ramadan hari Ahad maka kemungkinan
besar lailatul qadar jatuh pada malam 29 Ramadan.
Kalau awal Ramadan pada Senin, maka
lailatul qadar jatuh malam 21. Kalau awal Ramadan pada Selasa, maka
jatuh malam 27, Kalau awal Ramadan pada Rabu, maka jatuh malam 19. Kalau
Kamis jatuh malam 25. Kalau Jumat jatuh malam 17 dan bila awal Ramadan
hari Sabtu, maka lailatul qadar jatuh 23 Ramadan.
Namun pengalaman spiritual ulama yang
lain juga berbeda. Hidupkanlah malam-malam Ramadan dengan aktivitas
ibadah. Semoga kita termasuk yang mendapatkan lailatul qadar. Amin. (53)
0 komentar:
Posting Komentar